JAKARTA - Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris kembali melanjutkan kegiatan bakti sosial (Pemeriksaan kesehatan gratis dan pembagian sembako) serta donor darah yang secara berkala digelar di 44 kecamatan yang ada di Jakarta.
Selain untuk memastikan ketersediaan pasokan darah, kegiatan ini adalah ikhtiar untuk terus menumbuhkan semangat kolaborasi dan solidaritas antar warga dan para pemangku kepentingan di Jakarta.
“Di balik setiap kegiatan bakti sosial dan donor darah, terdapat ikhtiar untuk terus menumbuhkan semangat solidaritas dan kolaborasi yang sejatinya adalah ‘denyut nadi’ dari Kota Jakarta yang sama-sama kita cintai ini. Kami berharap, kegiatan ini menjadi wadah bagi siapa saja untuk berkontribusi nyata bagi sesama, mempererat tali silaturahmi, dan menggalang semangat kebersamaan agar semakin kokoh. Semangat solidaritas dan kolaborasi di Jakarta harus terus kita rawat, ” ujar Fahira Idris Idris di sela-sela Bakti Sosial dan Donor Darah di Kantor Kecamatan Kemayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (27/10/2024).
Menurut Fahira Idris yang juga Ketua Umum Ormas Bang Japar ini, konsistensi menggelar kegiatan donor darah, dimaksudkan untuk memastikan stok darah di Jakarta selalu mencukupi. Sebagai kota dengan populasi padat, kebutuhan darah di Jakarta sangat tinggi.
Kegiatan donor darah rutin membantu menjamin pasokan darah yang cukup, terutama bagi pasien yang memerlukan transfusi mendesak akibat kecelakaan, operasi, atau penyakit tertentu seperti anemia dan thalasemia. Kegiatan ini, menjadi langkah konkret untuk memastikan stok darah selalu tersedia dan siap digunakan.
“Kegiatan bakti sosial dan donor darah secara rutin, diharapkan menjadi bagian dalam upaya kita bersama untuk terus menumbuhkan rasa kepedulian dan kebersamaan agar semakin kuat di antara warga Jakarta. Komitmen untuk melaksanakan kegiatan ini secara berkelanjutan juga merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun Jakarta yang lebih kuat dan tangguh, ” tukas Senator Jakarta ini. (*)
Baca juga:
RI Imbau G20 Jadi Solusi Masalah Ekonomi
|